Petani di kawasan Tatah Belayung, Desa Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan berhasil mengembangkan varietas beras hitam jenis Mekongga.
Bukti keberhasilan tersebut, panen perdana dilakukan oleh Wali Kota Banjarmasin yang diwakili Sekretaris Kota, Ikhsan, disaksikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud, serta pejabat lainnya, di kawasan itu, Rabu pagi.
Acara panen perdana yang disaksikan para petani dan masyarakat ditandai dengan pemotongan padi terlebih dahulu menggunakan sabit, kemudian dilakukan pengupasan padi secara bersama-sama.
Kepala Bidang Pertanian DKP3 Kota Banjarmasin Jendera mengaku senang dengan keberhasilan pengembangan varietas unggul Mekongga, karena selama ini masih ada anggapan bahwa menanam padi unggul memiliki potensi kegagalan yang tinggi.
“Dengan keberhasilan ini, kalian bisa menjadi pionir, dan mengubah anggapan bahwa menanam padi unggul itu gagal, serta menjadi inspirasi bagi petani lain untuk mengembangkan jenis padi unggul tersebut,” ujar Ibu Jendera.
Menanam padi ini hanya membutuhkan waktu sekitar seratus hari, mulai dari penanaman hingga panen, sehingga para petani padi tahunan atau petani padi lokal dapat terus menanam padi jenis ini di sela-sela musim padi dalam setahun.
Artinya, para petani kita yang selama ini hanya setahun sekali panen, bisa mengubahnya menjadi panen dua kali setahun, yaitu panen padi lokal dan panen padi unggul, kata Jendera.
Saat ditanya mengenai bentuk nasi atau nasi jenis unggulan, katanya, teksturnya hampir sama dengan nasi jenis lokal atau nasi siam, hanya saja nasi ini sedikit lebih pulen.
Tingkat produksinya lebih baik dibandingkan beras lokal atau sekitar 5,5 ton per hektar, kata Bu Jendera di sela-sela acara panen raya.