Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan Prof Dr Abdul Hafiz Anshari MA menyatakan umat Islam harus memperkuat ukhuwah Islam untuk menyambut pemilihan umum 2024 mendatang.
Antasari menyampaikan hal itu saat bertugas sebagai khatib saat Sholat Idul Adha di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Jokowi serahkan sapi kurban ke Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin
Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI itu menyampaikan khotbah dengan tema “Penguatan Ukhuwah Menuju Pemilu 2024” yang dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan ribuan jemaah lainnya.
Anshari mengawali khotbahnya dengan cerita para jamaah yang saat ini berada di Padang Arafah untuk menunaikan rukun haji.
Menurutnya, di Tanah Suci tergambar persatuan dan kesatuan umat Islam, meski berasal dari berbagai ras, berbagai suku, berbagai sekte, berbagai organisasi, berbagai golongan dari seluruh penjuru dunia.
“Lakukan ibadah yang sama dengan damai,” katanya.
Karena itu, kata Hafiz Anshari, membina ukhuwah Islamiahh wajib bagi setiap muslim.
“Menodai dan merusak ukhuwah itu haram,” katanya.
Ia juga berpesan terkait persiapan pesta demokrasi lima tahun yang wajar bagi semua peserta untuk berjuang dan berusaha untuk menang.
Di sini, kata dia, akan terjadi persaingan antara partai politik, calon legislator atau kepala daerah, tokoh, pendukung, organisasi dan kelompok.
“Sebagai sesama umat Islam yang baik, kita harus waspada, jangan sampai terbawa arus yang dapat memecah belah dan merusak ukhuwah Islam,” ujarnya.
Menurutnya, yang pertama adalah menebar cinta dan kasih sayang antar manusia dengan cinta yang tulus, yang kedua adalah saling tolong-menolong dalam hal kebaikan dan ketakwaan, yang ketiga adalah mendamaikan mereka yang berselisih.
Selanjutnya yang keempat, kata dia, tidak mencela, mencaci, menghina, atau meremehkan, yang kelima tidak berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain atau menyebarkan aib orang lain.
Kemudian yang keenam, kata Hafiz Anshari, jangan menzalimi, mencaci atau saling menyakiti, ketujuh, jangan percaya dengan berita yang belum jelas kebenarannya, apalagi yang bernada mengadu domba atau mendiskreditkan orang.