Tabalong – UPT Puskesmas Pugaan, Kabupaten Tabalong, mengembangkan inovasi PMO PTM (Pengawas Minum Obat Penyakit Tidak Menular), yang melibatkan anggota keluarga sebagai mitra aktif dalam mendampingi terapi pasien penderita hipertensi, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.
Melalui inovasi ini, keluarga tidak hanya berperan sebagai pendamping emosional, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memastikan pasien rutin mengonsumsi obat sesuai anjuran. Anggota keluarga yang ditunjuk oleh pasien akan dilatih khusus oleh petugas puskesmas dan dibekali buku kendali atau aplikasi pemantauan digital.
Setiap hari, PMO keluarga mencatat waktu dan dosis obat yang diminum pasien serta melaporkan kendala atau efek samping yang dialami kepada petugas kesehatan. Semua data ini terintegrasi ke dalam sistem digital SEMESTA PTM, sehingga progres terapi dapat dipantau secara berkala oleh tenaga medis.
“Kami menyadari bahwa pasien PTM sulit konsisten minum obat tanpa dukungan lingkungan terdekat. Dengan PMO, tingkat kepatuhan pengobatan meningkat dari 48% menjadi 80% dalam enam bulan,” jelas Azizar Rahman, S.Kep., Ns., inovator program.
“Mereka merasa lebih termotivasi karena merasa diawasi dan didukung keluarga secara langsung.”
Program ini tidak hanya meningkatkan kepatuhan pasien, tetapi juga membangun kesadaran keluarga tentang pentingnya pencegahan komplikasi PTM. Rumah tangga pun menjadi tempat pertama edukasi hidup sehat dan perubahan perilaku yang berkelanjutan.
PMO PTM menjadi salah satu simpul utama dalam sistem layanan inovatif SILAT BAPANTING (Sistem Layanan Terpadu Pengendalian PTM dan Stunting), yang menggabungkan skrining, pengobatan, terapi pendukung, dan pemantauan digital secara terintegrasi.
Dengan melibatkan keluarga, Puskesmas Pugaan membuktikan bahwa keberhasilan layanan kesehatan tidak hanya bergantung pada sistem medis, tetapi juga pada kekuatan dukungan sosial yang dimulai dari rumah—melalui pendekatan sederhana, gotong royong, dan berkesinambungan.
