Para Nabi Tidak Mewariskan Dinar Dan Dirham Mereka Hanyalah Mewariskan…
Pernahkah Anda mendengar ungkapan yang seringkali diulang-ulang, “Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu”? Ungkapan ini bukan sekadar kata-kata bijak, melainkan sebuah inti ajaran yang sangat dalam mengenai prioritas hidup, nilai sejati, dan warisan abadi. Di tengah gempuran materialisme modern, ungkapan ini hadir sebagai pengingat bahwa kekayaan materi hanyalah fana, sedangkan ilmu dan kebijaksanaan akan terus mengalir, memberi manfaat bagi generasi demi generasi.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami makna ungkapan tersebut, menggali lebih dalam mengapa ilmu dipandang lebih berharga daripada harta benda, dan bagaimana kita dapat mengamalkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan membahas konsep warisan ilmu dalam Islam, peran ilmu dalam membentuk peradaban, serta bagaimana kita dapat menjadi pewaris dan penyebar ilmu yang bermanfaat.
Makna Mendalam Dibalik Warisan Ilmu
Keutamaan Ilmu Dibandingkan Harta
Ungkapan “Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu” menekankan keutamaan ilmu di atas harta. Harta benda bersifat terbatas dan dapat habis, bahkan dapat menjadi fitnah jika tidak dikelola dengan baik. Sementara itu, ilmu bersifat abadi. Semakin ilmu disebarkan, semakin bertambah pula keberkahannya. Ilmu juga merupakan bekal terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ilmu Sebagai Warisan Abadi
Para Nabi dan Rasul adalah teladan utama bagi umat manusia. Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran-ajaran agama, tetapi juga mencontohkan bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Warisan utama mereka adalah ilmu, yaitu pengetahuan tentang Allah SWT, syariat Islam, akhlak mulia, dan hikmah kehidupan. Ilmu inilah yang menjadi pedoman bagi umat Islam untuk meraih keselamatan dan kesuksesan.
Relevansi Ungkapan di Era Modern
Di era modern yang serba cepat dan materialistis ini, ungkapan ini semakin relevan. Banyak orang terjebak dalam mengejar kekayaan materi, hingga melupakan pentingnya ilmu dan akhlak. Ungkapan ini mengingatkan kita untuk kembali kepada prioritas yang benar, yaitu mencari ilmu yang bermanfaat, mengamalkannya, dan menyebarkannya kepada orang lain. Ilmu adalah investasi terbaik untuk masa depan, baik bagi diri sendiri maupun bagi umat manusia secara keseluruhan.
Ilmu dalam Perspektif Islam
Kedudukan Ilmu dalam Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an dan Hadits menempatkan ilmu pada kedudukan yang sangat tinggi. Banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berpikir, merenung, dan mencari ilmu. Rasulullah SAW juga bersabda, “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.” Ilmu dianggap sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup manusia, membimbingnya menuju kebenaran dan kebaikan.
Jenis-Jenis Ilmu yang Dianjurkan
Islam mendorong umatnya untuk mempelajari berbagai jenis ilmu, baik ilmu agama (seperti tafsir, hadits, fiqih, dan tauhid) maupun ilmu pengetahuan umum (seperti matematika, sains, kedokteran, dan teknologi). Ilmu agama berfungsi untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sedangkan ilmu pengetahuan umum berguna untuk membangun peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi.
Adab Menuntut dan Menyebarkan Ilmu
Menuntut ilmu harus dilakukan dengan niat yang ikhlas, yaitu untuk mencari ridha Allah SWT. Selain itu, seorang penuntut ilmu juga harus memiliki adab yang baik, seperti menghormati guru, bersungguh-sungguh dalam belajar, dan tidak sombong dengan ilmu yang dimilikinya. Begitu pula dalam menyebarkan ilmu, seorang alim harus melakukannya dengan bijak, santun, dan tidak mengharapkan imbalan materi.
Bagaimana Mengamalkan Warisan Ilmu?
Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat (Long-Life Learner)
Mengamalkan warisan ilmu berarti menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tidak ada batasan usia untuk menuntut ilmu. Setiap muslim hendaknya terus berusaha meningkatkan pengetahuannya, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal, membaca buku, mengikuti kajian, atau berdiskusi dengan orang-orang yang berilmu.
Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilmu yang dimiliki tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Seorang muslim hendaknya berusaha mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam beribadah, bermuamalah, maupun berinteraksi dengan sesama manusia. Ilmu yang diamalkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang tersebut telah meninggal dunia.
Menyebarkan Ilmu kepada Orang Lain
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Salah satu cara untuk memberikan manfaat kepada orang lain adalah dengan menyebarkan ilmu. Setiap muslim hendaknya berusaha menyebarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain, baik melalui ceramah, tulisan, media sosial, maupun melalui contoh perilaku yang baik.
Ilmu dan Pembangunan Peradaban
Peran Ilmu dalam Kemajuan Teknologi
Ilmu merupakan fondasi dari kemajuan teknologi. Tanpa ilmu, tidak mungkin tercipta berbagai inovasi teknologi yang memudahkan kehidupan manusia. Umat Islam pada masa lalu telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti dalam bidang matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia. Warisan ilmu dari para ulama terdahulu telah menjadi inspirasi bagi kemajuan teknologi saat ini.
Ilmu Sebagai Solusi Permasalahan Umat
Ilmu juga dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi umat manusia, seperti kemiskinan, kebodohan, penyakit, dan konflik sosial. Dengan ilmu, kita dapat mengembangkan solusi-solusi yang inovatif dan efektif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengarahkannya untuk kemaslahatan umat manusia.
Membangun Generasi Pewaris Ilmu
Untuk memastikan keberlangsungan peradaban Islam, kita perlu membangun generasi pewaris ilmu. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak kita, menanamkan kecintaan terhadap ilmu, dan memberikan contoh perilaku yang baik. Generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia akan menjadi tulang punggung peradaban Islam di masa depan.
Kesimpulan
Ungkapan “Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu” adalah pengingat yang sangat berharga bagi kita semua. Ilmu adalah warisan abadi yang lebih berharga daripada harta benda. Dengan ilmu, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, membangun peradaban yang maju, dan memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. Mari kita jadikan ilmu sebagai prioritas utama dalam hidup kita, menuntutnya, mengamalkannya, dan menyebarkannya kepada orang lain.
Saatnya kita prioritaskan warisan ilmu dan kebijaksanaan. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan yang menyebarkan kebaikan melalui ilmu pengetahuan.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Apa perbedaan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum?
A: Ilmu agama adalah ilmu yang mempelajari tentang agama Islam, seperti tafsir, hadits, fiqih, dan tauhid. Sedangkan ilmu pengetahuan umum adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan kehidupan manusia, seperti matematika, sains, kedokteran, dan teknologi. Keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi.
Q: Bagaimana cara meningkatkan kecintaan terhadap ilmu?
A: Ada beberapa cara untuk meningkatkan kecintaan terhadap ilmu, antara lain dengan membaca buku-buku yang inspiratif, mengikuti kajian-kajian yang bermanfaat, berdiskusi dengan orang-orang yang berilmu, dan melihat contoh-contoh keberhasilan orang-orang yang berilmu.
Q: Apa saja manfaat menyebarkan ilmu kepada orang lain?
A: Manfaat menyebarkan ilmu kepada orang lain sangat banyak, antara lain mendapatkan pahala yang terus mengalir (amal jariyah), memberikan manfaat kepada orang lain, meningkatkan kualitas diri, dan membantu membangun masyarakat yang lebih baik.
Q: Bagaimana cara memilih ilmu yang bermanfaat?
A: Untuk memilih ilmu yang bermanfaat, perhatikanlah beberapa hal berikut: apakah ilmu tersebut sesuai dengan kebutuhan kita, apakah ilmu tersebut dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dan apakah ilmu tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Q: Apa peran orang tua dalam menanamkan kecintaan terhadap ilmu kepada anak-anak?
A: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan kecintaan terhadap ilmu kepada anak-anak. Orang tua dapat melakukannya dengan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak, menanamkan kebiasaan membaca buku, memberikan contoh perilaku yang baik, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
