Tawassul Ziarah Kubur: Menggali Makna Spiritual dan Hukumnya dalam Islam
Ziarah kubur merupakan tradisi yang telah lama mengakar dalam budaya Islam. Lebih dari sekadar mengunjungi pusara, ziarah kubur seringkali dikaitkan dengan amalan tawassul. Lantas, apa sebenarnya tawassul ziarah kubur itu? Bagaimana hukumnya dalam Islam? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai tawassul ziarah kubur, menggali makna spiritualnya, serta menelusuri pandangan para ulama terkait hukumnya.
Memahami Tawassul: Jembatan Menuju Ridho Allah
Tawassul secara bahasa berarti perantaraan atau wasilah. Dalam konteks agama, tawassul merujuk pada upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui perantaraan orang-orang saleh, amal kebajikan, atau sifat-sifat Allah yang mulia. Tujuan tawassul adalah agar doa-doa kita lebih mudah dikabulkan dan hajat kita diijabah oleh Allah SWT.
Tawassul bukan berarti menyekutukan Allah SWT. Orang yang bertawassul meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Mengabulkan doa. Perantaraan yang digunakan dalam tawassul hanyalah sebagai bentuk penghormatan dan permohonan agar Allah SWT lebih meridhoi doa-doa yang dipanjatkan.
Jenis-jenis Tawassul yang Diperbolehkan
Terdapat beberapa jenis tawassul yang diperbolehkan dalam Islam, di antaranya:
- Tawassul dengan Asmaul Husna: Bertawassul dengan menyebut nama-nama Allah yang indah dan mulia. Contoh: “Ya Allah, dengan Rahman dan Rahim-Mu, kabulkanlah doaku.”
- Tawassul dengan Amal Saleh: Bertawassul dengan menyebut amal-amal baik yang pernah dilakukan. Contoh: “Ya Allah, dengan amal ibadah haji yang telah kulakukan, kabulkanlah doaku.”
- Tawassul dengan Doa Orang Saleh: Meminta orang saleh yang masih hidup untuk mendoakan kita.
- Tawassul dengan Kedudukan Orang Saleh yang Telah Meninggal: Inilah yang seringkali dikaitkan dengan ziarah kubur, di mana kita memohon kepada Allah SWT melalui kedudukan atau kemuliaan orang saleh yang telah meninggal.
Ziarah Kubur: Mengingat Kematian dan Merenungi Kehidupan
Ziarah kubur merupakan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena sesungguhnya ia mengingatkanmu akan akhirat.” (HR. Muslim)
Tujuan utama ziarah kubur adalah untuk:
- Mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadapinya.
- Mendoakan orang yang telah meninggal.
- Meraih pelajaran dan nasehat dari kehidupan orang yang telah meninggal.
- Mempererat tali silaturahmi dengan keluarga dan kerabat yang telah meninggal.
Adab dalam ziarah kubur yang perlu diperhatikan antara lain: mengucapkan salam kepada ahli kubur, mendoakan mereka, tidak melakukan perbuatan syirik, menjaga kesucian makam, dan tidak berisik.
Tawassul Ziarah Kubur: Kontroversi dan Pandangan Ulama
Tawassul ziarah kubur menjadi topik yang diperdebatkan di kalangan ulama. Sebagian ulama membolehkan tawassul dengan kedudukan orang saleh yang telah meninggal, dengan syarat keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang Maha Mengabulkan doa dan orang saleh tersebut hanyalah sebagai perantara. Mereka berdalil dengan beberapa hadits dan atsar sahabat yang menunjukkan praktik tawassul kepada orang yang telah meninggal.
Namun, sebagian ulama lainnya melarang tawassul ziarah kubur, karena dianggap berpotensi mengarah kepada kesyirikan. Mereka berpendapat bahwa doa hanya boleh dipanjatkan langsung kepada Allah SWT, tanpa perantaraan apapun. Mereka juga mengkhawatirkan adanya praktik-praktik bid’ah dan khurafat yang seringkali menyertai ziarah kubur.
Perbedaan pendapat ini harus disikapi dengan bijak dan saling menghormati. Penting untuk mempelajari dalil-dalil yang mendasari setiap pendapat, serta menghindari sikap fanatik dan saling menyalahkan.
Dalam menyikapi perbedaan pendapat ini, disarankan untuk:
- Mencari ilmu dan pemahaman yang benar dari sumber-sumber yang terpercaya.
- Bertanya kepada ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan berakhlak mulia.
- Menghindari sikap fanatik dan saling menyalahkan.
- Mengutamakan persatuan dan kesatuan umat Islam.
Kesimpulan
Tawassul ziarah kubur adalah amalan yang memiliki makna spiritual yang mendalam, namun juga mengandung kontroversi. Penting untuk memahami makna tawassul yang benar, adab ziarah kubur, serta pandangan para ulama terkait hukumnya. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat menjalankan amalan ini dengan bijak dan sesuai dengan tuntunan Islam.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Apakah tawassul ziarah kubur termasuk syirik?
Tidak, tawassul ziarah kubur tidak termasuk syirik selama meyakini bahwa hanya Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Mengabulkan doa. Orang saleh yang telah meninggal hanyalah sebagai perantara.
Bagaimana adab yang benar saat ziarah kubur?
Adab ziarah kubur yang benar antara lain: mengucapkan salam kepada ahli kubur, mendoakan mereka, tidak melakukan perbuatan syirik, menjaga kesucian makam, dan tidak berisik.
Apakah boleh meminta langsung kepada orang yang sudah meninggal saat ziarah kubur?
Tidak boleh. Meminta hanya boleh dilakukan kepada Allah SWT. Mendoakan orang yang sudah meninggal dan bertawassul dengan kedudukan mereka diperbolehkan, namun tetap dengan keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang Maha Mengabulkan doa.
Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat mengenai tawassul ziarah kubur?
Menyikapi perbedaan pendapat ini harus dengan bijak dan saling menghormati. Pelajari dalil-dalil yang mendasari setiap pendapat, hindari sikap fanatik, dan utamakan persatuan umat Islam.
