Mengenal Hadis Riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam: Pelajaran Berharga dalam Islam
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an. Sebagai umat Muslim, mempelajari dan memahami hadis adalah suatu keharusan agar kita dapat mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif. Salah satu koleksi hadis yang paling otentik dan terpercaya adalah Sahih Bukhari. Dalam koleksi ini, terdapat banyak hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah Hakim bin Hizam.
Siapakah Hakim bin Hizam?
Hakim bin Hizam adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku Quraisy. Beliau dikenal sebagai seorang yang cerdas, bijaksana, dan memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat Mekkah sebelum masuk Islam. Beliau termasuk dalam golongan As-Sabiqun al-Awwalun atau orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Kisah masuk Islamnya pun menarik, dan beliau menjadi contoh teladan bagi banyak orang. Beliau wafat pada usia yang sangat lanjut, dan meninggalkan warisan ilmu yang berharga, salah satunya adalah hadis-hadis yang beliau riwayatkan, yang banyak tercatat dalam Sahih Bukhari.
Keutamaan Hadis Riwayat Bukhari
Sahih Bukhari dianggap sebagai salah satu kitab hadis yang paling shahih dan otentik. Ini karena Imam Bukhari menerapkan standar yang sangat ketat dalam menyeleksi hadis-hadis yang masuk dalam koleksinya. Setiap hadis yang diriwayatkan harus memenuhi kriteria yang ketat, termasuk sanad (rantai periwayatan) yang bersambung dan terpercaya, serta matan (isi hadis) yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis-hadis lain yang lebih kuat.
Mengapa Hadis Riwayat Bukhari Penting?
Hadis riwayat Bukhari, termasuk yang diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam, memiliki beberapa keutamaan dan kepentingan:
1. Keotentikan Terjamin: Karena standar ketat yang diterapkan Imam Bukhari, hadis-hadis dalam koleksinya diyakini memiliki tingkat keotentikan yang sangat tinggi.
2. Sumber Hukum Islam: Hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Memahami hadis membantu kita dalam mengamalkan ajaran Islam secara benar.
3. Pelajaran Berharga: Hadis mengandung banyak pelajaran berharga tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah (hubungan sosial).
4. Contoh Teladan: Hadis juga memberikan contoh teladan dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang dapat kita ikuti dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Hadis Riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam
Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam dalam Sahih Bukhari adalah tentang meminta-minta atau meminta-minta:
“Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku meminta (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), lalu beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, lalu beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, lalu beliau memberiku. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini hijau lagi manis. Barang siapa mengambilnya dengan jiwa yang dermawan, maka dia akan diberkahi padanya. Dan barang siapa mengambilnya dengan jiwa yang serakah, maka dia tidak akan diberkahi padanya, seperti orang yang makan tetapi tidak kenyang. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.’” (HR. Bukhari no. 1472)
Hadis ini mengandung beberapa pelajaran penting:
1. Anjuran untuk Tidak Meminta-minta: Rasulullah SAW mengajarkan bahwa meminta-minta bukanlah sesuatu yang terpuji, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.
2. Keutamaan Memberi: Hadis ini menekankan bahwa tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta).
3. Pentingnya Qana’ah (Merasa Cukup): Hadis ini mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah SWT, dan tidak tamak terhadap harta dunia.
Relevansi Hadis dalam Kehidupan Modern
Meskipun hadis ini diriwayatkan berabad-abad yang lalu, pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan dalam kehidupan modern. Di era konsumerisme dan materialisme ini, banyak orang terjebak dalam gaya hidup yang boros dan konsumtif. Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dan tidak terpaku pada harta dunia semata. Kita juga diajarkan untuk berusaha mencari rezeki yang halal dan tidak bergantung pada orang lain. Dengan mengamalkan ajaran hadis ini, kita dapat mencapai kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup.
Kesimpulan
Hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam merupakan warisan ilmu yang sangat berharga bagi umat Islam. Memahami dan mengamalkan ajaran hadis ini dapat membantu kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna. Marilah kita senantiasa berusaha untuk mempelajari hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, dan menjadikannya sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan kita.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Apa itu Sahih Bukhari?
Sahih Bukhari adalah salah satu kitab hadis yang paling shahih dan otentik dalam Islam, disusun oleh Imam Bukhari.
Siapa Hakim bin Hizam?
Hakim bin Hizam adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal cerdas dan bijaksana. Beliau termasuk golongan *As-Sabiqun al-Awwalun* dan meriwayatkan banyak hadis.
Mengapa Hadis Riwayat Bukhari Penting?
Hadis riwayat Bukhari penting karena keotentikannya terjamin, merupakan sumber hukum Islam, mengandung pelajaran berharga, dan memberikan contoh teladan.
Apa Pelajaran yang Bisa Diambil dari Hadis tentang Meminta-minta?
Pelajaran yang bisa diambil adalah anjuran untuk tidak meminta-minta, keutamaan memberi, dan pentingnya qana’ah (merasa cukup).
Bagaimana Relevansi Hadis Ini dalam Kehidupan Modern?
Hadis ini relevan dalam kehidupan modern karena mengingatkan kita untuk bersyukur, tidak boros, dan berusaha mencari rezeki yang halal.
